Perbaikan Moda Transportasi Menyejahterakan Daerah
Indonesia adalah negara dengan jumlah pulau terbanyak nomor lima sedunia. Hal tersebut menjadi kelebihan, sekaligus kekurangan yang harus diperhatikan. Banyaknya pulau berarti diversitas flora dan fauna luas, ketersediaan sumber daya alam dan pariwisata yang luar biasa. Bayangkan jika ada paket tur keliling pulau di Indonesia, sehari satu pulau, butuh 50 tahun untuk mengunjungi kesemuanya.
Namun, dari bidang perhubungan juga harus selalu diperbaiki. Laut, udara, darat, semua harus selalu dikembangkan dan diperbaharui untuk memperlancar perkembangan ekonomi dan pariwisata daerah. Kayak misalnya nih, waktu aku KKN tahun 2017 lalu di Pulau Enggano, sempat terjadi drama batal berangkat karena cuaca buruk.
Pelabuhan Kahyapu, Enggano |
Transportasi kesana waktu itu ada dua pilihan, laut atau udara. Dulu sudah ada pesawat Susi Air yang beroperasi (bandaranya di perbatasan Meok-Banjarsari), kalau sekarang ada pesawat Wings Air yang punya kapasitas lebih besar. Untuk transportasi laut, ada dua pilihan, kapal perintis (dari Pelabuhan Pulau Baai menuju Pelabuhan Malakoni) atau kapal Ferry (dari Pelabuhan Pulau Baai menuju Pelabuhan Kahiyapu). Perjalanan laut membutuhkan waktu 12 jam sementara perjalanan udara hanya 1 jam.
Perjalanan diundur 3 hari menunggu jadwal keberangkatan berikutnya. Hal ini berarti semua bekal makanan dan bahan makanan harus di packing ulang, daripada busuk sebelum berangkat. Bukan kami saja yang kecewa, tapi juga para pedagang yang sudah menyiapkan dagangan untuk dibawa ke Enggano.
![]() |
Kapal Ferry tujuan Enggano di Pulau Baai |
Saat di Pulau Engganopun, kami sempat merasakan sulitnya hidup ditempat terpencil, ketika kapal tidak datang lebih dari seminggu. Transportasi putus, adanya cuma moda pesawat saja yang datang tiap Senin. Bahan bakar bensin jadi sulit, sehingga kami mengurangi perjalanan dengan motor/mobil. Imbasnya lainnya adalah hasil kebun yang sudah dipanen masyarakat banyak yang tidak bisa dijual.
Naik mobil pick up rame-rame untuk menghemat bahan bakar di pulau. |
Konektivitas Untuk Pemerataan Pembangunan
Pentingnya moda transportasi bukan hanya penting untuk mengangkut sumber daya alam saja, tapi juga sumber daya manusianya. Dengan kemudahan transportasi, mobilitas orang-orang jadi lebih cepat. Produktifitas juga dapat meningkat.Tidak jauh-jauh kuceritakan, daerah di Pulau Sumatera ini cukup jauh terpisah satu sama lain. Misalnya saja, ketika aku dari Bengkulu ke Padang, butuh waktu lebih 16 jam untuk sampai. Lebih jauh lagi, kalau mau ke Medan dari Bengkulu, bisa makan waktu sekitar 3 hari. Dengan waktu selama itu, banyak hal yang dapat dilakukan.
Untungnya, di Bengkulu sekarang sudah ada pesawat langsung ke Padang. Lumayan membantu mengurangi waktu tempuh 16 jam.
(Karena aku anak Bengkulu, jadi ceritanya tentang Bengkulu yak, hehe).
Begitu juga dengan perjalanan ke Palembang, sudah ada penerbangan langsung tiap hari. Kalaupun mahal naik pesawat, sekarang jalan antara Bengkulu-Palembang sudah lumayan bagus. Atau, pake kereta api, moda transportasi masal yang sangat praktis dan murah.
Sekarang udah lumayan gampang mau kemana-mana dari Bengkulu. Hebat!
![]() |
KA Salero, fixed price tiketnya hanya 32 ribu. |
Semoga pemerataan kesejahteraan daerah makin cepat tercapai dengan perbaikan moda transportasi di Indonesiaku, negara kepulauan ini.
"Artikel ini diikutsertakan dalam kompetisi menulis blogger yang diselenggarakan oleh Kementrian Perhubungan Indonesia".
Sosial media Kemenhub :
Twitter: https://twitter.com/kemenhub151
Facebook: https://www.facebook.com/kemenhub151
Instagram: https://instagram.com/kemenhub151
Info lebih lanjut bisa langsung cek ke :
Website Kemenhub: http://dephub.go.id
Twitter: https://twitter.com/kemenhub151
Facebook: https://www.facebook.com/kemenhub151
Instagram: https://instagram.com/kemenhub151
1 komentar