Sekeluarga Jadi Tukang Masker



Gimana kabarnya pembaca blog sekalian? Semoga semua masih sehat-sehat saja.

Kabarku baik, tapi sedih sih karena nggak bisa mulai koas. Yang seharusnya dijadwalkan masuk April ini, harus diundur. Belum tahu kapan kloter kami bisa mulai.

Selama tiga minggu berdiam diri dirumah ini, aku dan keluargaku punya pekerjaan baru, tukang masker. Ini dimulai dari mama yang memang punya hobi menjahit (nama merknya Rina Roose Shop). Biasanya mama jahit tas, pouch, mukenah dan baju. Lalu, mama nyoba mengikuti pola masker dan voila, rumahku jadi tempat produksi lebih dari 100 masker perminggu 😆







Sedikit behind the scene produksi masker rumahan kami 😄 intip-intip dulu, siapa tau mau pesan hehe. . . QnA yg sering : Q: Motif ini masih ada? A: tergantung, kalau sudah sold ya habis. Apalagi yang ku share awal-awal dulu. Karena kain yang dipotong beda-beda. Jadi jangan lupa dm dulu . . Q: harga? A: 15k/pcs. Kecuali mau pesan banyak buat amal, nanti bisa didiskusikan. . . Q: motif polos ada? A: sekarang lagi otw warna dongker, hitam, abu dan cokelat tua. . . Q: pengantaran gimana? A: bisa grab/jemput sendiri. Kompleks kami skrng lagi memberlakukan pembatasan, jadi nanti aku antar sampai ke depan gang hehe. . . Q: pembayaran gimana? A: transfer bca/cash lewat mamang grab . . Q: boleh keep motif? A: boleh, tapi jangan lama-lama 😅 ntar akunya khilaf terus keep-an kalian kejual. . . Begitulah. Kami jualan ga ambil untung banyak, cuma uang lelah aja sama ganti beli bahan. Step by step aja udah panjang, ber5 (semuanya kerja termasuk @m.farhan_solahudin_a yang jadi OB wkwkwk) kerja sehari paling dapat 3 lusin. Semoga pandemi ini cepat berakhir, sehingga kami terbebas dari kerja rodi ini 😂 (dan mama balik jahit tas&pouch)
A post shared by Fira Firdaus (@firafirdaus13) on


Kenapa kubilang sekeluarga jadi tukang masker? Yah karena semua lagi dirumah, termasuk Abi yang pulang dari sekolahnya di Solok, semuanya bahu membahu membantu mama menyelesaikan pesanan masker. Ada yang tukang pasang benang, gunting pola, ngerapihin benang, sampai ke pengemasan. Soalnya masker yang dibikin mama bisa dibilang rumit pengerjaannya, jadi kalau dikerjain sendirian, mungkin ga selesai-selesai.


Bentukannya lebih ke masker motor daripada masker medis (yang bentuknya petak itu kan ya). Jadi dari pola aja udah rumit. Terus, mama ambil pola masker yang bisa dibuka dalamnya dan bisa dimasukin tisu/filter lainnya yang punya kerapatan bahan lebih tinggi. Jadi ya, rumitttt!

Bisa dilihat disini yah buat hasil jadi dan apa yang kumaksud dengan "bisa dibuka dalamnya" hehe




Himbauan Penggunaan Masker Kain 

Baru-baru ini, pemerintah mengeluarkan himbauan untuk menggunakan masker kain. Masker bedah, itu hanya boleh digunakan tenaga kesehatan dan orang-orang yang beresiko tinggi. Hal ini dilakukan karena banyak orang yang memburu masker bedah dan menyebabkan kelangkaan.

Penggunaan masker kain, meskipun tidak sebaik masker bedah dan masker N95 dalam memfilter partikel virus dan bakteri, bisa membantu menjaga orang yang menggunakan dan orang-orang disekitar.

Menurutku himbauan ini terlambat sekali diberlakukan. Apalagi ini Indonesia, semua sibuk memburu masker bedah di minggu-minggu pertama. Orang-orang yang tidak mampu membeli masker bedah yang harganya selangit, malah tidak memakai masker sama sekali.

Yah, pokoknya himbauan sudah ada. Buat yang harus keluar rumah, jangan lupa dipakai maskernya ya teman-teman. Semoga kita kuat menghadapi pandemi ini 😊