Am I Not Good Enough?

 

Karena terlalu banyak membandingkan diri sendiri dengan orang lain, seorang perempuan berusia 24 tahun terus bertanya-tanya, apakah dia tidak cukup baik? 

Dia berulang kali mengeluarkan catatan panjang berisi komponen yang ia kenali dari dirinya sendiri. Membandingkan dengan apa yang tampak dengan orang lain. Yah, yah, masih banyak kurangnya. Dirinya menggeleng-gelengkan kepala melihat beberapa hal yang bisa dicapai orang lain. Seharusnya saya juga bisa, pikirnya. Tapi karena malas dan banyak alasan lainnya, hal tersebut tidak pernah tercapai. 

Dia kemudian mematut dirinya dicermin. Banyak kurangnya. Bagian ini seharusnya diperbaiki, bagian ini, ah, kalau saja dia bisa bangun lebih pagi untuk keluar dan sedikit berolahraga, mungkin tidak akan jadi begini. Pun dengan sedikit sentuhan riasan, ia tidak juga merasa puas. 

Kalau kata orang, satu yang bisa dikontrol seseorang adalah penampilan. Perempuan ini berusaha untuk tampil rapi, tapi ia malas sekali kembali ke ruangan di belakang untuk menyetrika baju dan jilbab yang ujungnya terlipat. Sedikit defek tidak akan mengganggu, tapi dia membenci penampilannya di cermin. Selama tidak melihat cermin, hari ini juga akan terlewati, begitu pikirnya sambil berlalu. 

Hari itu, orang yang dia sukai mengajaknya berbicara. Mengetahui orang tersebut menginginkan orang lain, perempuan ini bertanya-tanya, seperti apa yang sebenarnya orang tersebut inginkan. Seperti apa yang dunia inginkan. Perempuan ini melihat kembali daftar yang ia miliki, memandang kecermin, lalu membuat kesimpulan. 

Aku tidak akan pernah cukup baik.